Selamat datang di InfoBiografi.Blogspot.Com

Biografi Nitisemito - pelopor rokok kretek zaman penjajahan Belanda

0 comments

Nitisemito lahir di Kudus tahun 1836 dan meninggal tahun 1953 adalah raja kretek Kudus, pemilik pabrik kretek Tjap Bal Tiga. Nama pemberian orangtuanya adalah Rusdi. Ayah Rusdi adalah Haji Sulaiman seorang lurah di Desa Janggalan, Kudus. Ibu Rusdi bernama Markanah. Rusdi tidak bersekolah, dan tidak berniat menjadi lurah sebagaimana ayahnya. Ia memilih menjadi pengusaha dan menyandang nama Jawa yaitu Nitisemito.


Perjalanan Bisnis

Nitisemito pernah merantau ke Malang menjadi buruh jahit. Secara perlahan, ia menapaki hidup di Malang menjadi pengusaha pakaian jadi. Namun, usahanya ini gagal total, bahkan banyak menumpuk hutang. Kemudian ia pulang dan menjadi peternak kerbau serta memproduksi minyak kelapa. Lagi-lagi usaha ini pun gagal. Kemudian ia mencoba menjadi kusir dokar sambil berjualan tembakau. Mbok Nasilah adalah pemilik warung tembakau di Kudus, yang sering dijadikan tempat singgah oleh kusir-kusir tembakau seperti Nitisemito. Ada versi yang menyebutkan bahwa Mbok Nasilah adalah penemu rokok kretek, bukan Haji Djamhari. Awalnya Mbok Nasilah risih karena banyaknya orang yang sering nginang dan dubangnya mengotori warungnya. Lalu ia pun meracik rokok dengan campuran cengkeh yang dibalut dengan daun jagung kering, klobot, yang diikat dengan benang. Rokok racikannya ternyata banyak disuka, terutama oleh para kusir dokar yang sering mangkal di warungnya. Selama menjadi kusir dokar, Nitisemito adalah orang yang paling sering mampir di warung tembakau Mbok Nasilah dibanding kusir dokar lainnya.

Pada tahun 1894 Nitisemito menikahi Mbok Nasilah. Dari pernikahan dua pengusaha tembakau inilah perdagangan kretek berawal. Perpaduan antara racikan tembakau yang dilakukan Mbok Nasilah, serta Nitisemito yang memegang kendali perusahaan, menjadikan usaha mereka berdua berkembang sangat pesat. Awalnya, Nitisemito memberi merek rokoknya dengan nama yang aneh-aneh seperti Tjap Kodok Mangan Ulo, Tjap Soempil, dan Tjap Djeroek. Saat usia Nitisemito menginjak 53 tahun, pada tahun 1916, usahanya semakin meningkat. Saat itu ia telah resmi menggunakan nama Tjap Bal Tiga. Namun, puncak kejayaannya ia raih mulai tahun 1918, saat ia mendirikan pabrik rokok di Desa Jati, seluas 6 hektar. Pada masa sebelum Perang Dunia II, perusahaan rokok HM. Nitisemito menjadi salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia. Di Kudus sendiri pada saat itu telah ada beberapa pabrik rokok yang berkembang seperti Tjap Goenoeng Kedoe milik M. Atmowidjojo, Tjap Delima milik HM. Muslich, Tjap Trio milik Tjoa Khang Hay, Tjap Garbis & Manggis milik M. Sirin, dan Tjap Djangkar milik H. Ali Asikin.

Nitisemito adalah pengusaha pertama yang melakukan promosi dengan menyewa pesawat Fokker dan menyebarkan pamflet kretek dagangannya. Ia juga memberikan hadiah kepada pembeli rokok kreteknya dengan gelas, piring, radio, dan sebagainya. Pada tahun 1938, pabriknya mempekerjakan buruh sebanyak 10.000 orang. Bahkan untuk menunjang usahanya yang berkembang pesat, Nitisemito mempekerjakan seorang Belanda ahli perbukuan. Produk rokok Nitisemito tersebar luas di kota-kota seperti Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, hingga ke negeri Belanda. Sayangnya Nitisemito tidak mempunyai generasi penerus, sehingga setelah ia meninggal pada tahun 1953, tidak ada yang mengurus usahanya. Bangunan serta aset perusahaannya habis satu persatu. Perusahaan rokok Nitisemito tutup buku seiring kepergian sang raja kretek.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Info Biografi | Info Biografi | Info Biografi | Info Biografi | Info Biografi
Copyright © 2011. Info Biografi - All Rights Reserved
Template Created by Info Biografi Modify by Info Biografi
Proudly powered by Blogger